Selasa, 22 Mei 2018

RINDU???



Belakangan, aku sering sekali mendadak merindukan kamu.
dan beberapa hari ini saat bangun tidur , aku sering bertanya pada diri sendiri.
apa kamu baik-baik saja?
apa musim hujan ini, kamu sering kehujanan saat pulang beraktivitas?
aku ingin tau, sangat ingin tau.
tapi lagi lagi , aku menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sendiri.
-ksr24-

Minggu, 26 Maret 2017

MAKALAH “PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA DI KELAS TINGGI”



MAKALAH
“PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA DI KELAS TINGGI”

Disusun oleh :
1.      Linda kartika sari                
2.      Putri ayu                               

Dosen pengampu :
Heny Friantary, M.Pd


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
PROGRAM STUDY PGMI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya kepada Kami semua, sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah dengan sedaya mampu Kami. Kami juga berterima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Kelas Tinggi, yang telah memberikan Kami inspirasi atau motivasi sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam pembuatan tugas makalah ini, akan membahas sebuah makalah yang berjudul tentang Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Di Kelas Tinggi
sebagai persyaratan pemenuhan Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Kelas Tinggi. Sebagai penulis, Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu Kami mengaharapkan  kritik dan saran yang sifatnya membangun dari saudara/saudari, demi mengembangkan dan menyempurnakan isi makalah ini di masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, akhir kata saya ucapkan terima kasih.



Bengkulu, 07 Maret 2017      

Penulis                                    



i
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I (PENDAHULUAN)
A.       Latar Belakang............................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C.       Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II (PEMBAHASAN)
A.    Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa ............................................................... 4
BAB III (PENUTUP)
A.  Kesimpulan...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13












ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan Indonesia.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar dilaksanakan secara integratif (terpadu). Bentuk keterpaduan tersebut dapat dapat dilakukan secara intra bidang atau antar bidang studi. Bentuk keterpaduan ini juga dapat dilakukan melalui pemanduan konsep dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Semua kegiatan ini diintegrasikan oleh tema-tema yang bermakna, yang ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara terpadu sepatutnya dilaksanakan di SD sesuai dengan cara anak memandang dan menghayati dunianya. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini diharapkan siswa dapat memahami rasional serta konsep-konsep yang terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia secara terpadu.
Maka prinsip-prinsip dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini diharapkan agar peserta didik dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulisan, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan  emosional dan sosial, menikmati dan memanpaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahsa dan menghargai juga membanggakan sastra Indonesia sebagai kazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
          1. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa di kelas tinggi?

C.    Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran Bahasa di kelas tinggi.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa
Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Sasaran dari tujuan pembelajaran meliputi bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Secara hirarkis tujuan dapat di urutkan dari mulai yang bersifat umum atau jangka panjang sampai pada tingkat tujuan jangka panjang sampai dengan yang spesifik.
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur dan tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan. Pembelajaran bahasa Indonesia yang di tata dan di atur sedemikian rupa dengan di dasarkan pada berbagai aspek yang menyangkut aspek konsep pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Adapun prinsip pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah:
1.      Prinsip Kontekstual
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. 
Contextual Teaching and Learning (CTL) disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal siswa. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan belajar yang memberdayakan siswa. 
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.
Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student centered daripada teacher centered.
Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:
a.  Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa .
b.  Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama.
c.  Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaitkan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual.
d.  Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan  mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya.
Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual:
a.  Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.
b.  Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks
c.  Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri.
d.  Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri.
e.  Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.
f.  Menggunakan penilaian otentik
g.  Bertanya (Questioning) dalam Pendekatan Kontektual (CTL)
Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuh komponen utama untuk pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment). 

2.      Prinsip Integratif
Bahasa adalah suatu sistem. Hal ini senada dengan pendapat Maksan (1994:2) yang mengatakan bahasa adalah suatu sistem. Hal tersebut berarti suatu keseluruhan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan untuk mencapai tujuan berbahasa yaitu berkomunikasi.  Subsistem bahasa adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Keempat system ini tidak dapat berdiri sendiri. Artinya, pada saat kita  menggunakan bahasa, tidak hanya menggunakan salah satu unsur  tersebut
 Berdasarkan kenyataan di atas, maka pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya tidak disajikan secara terpisah-pisah. Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya disajikan secara  terpadu atau terintegratif baik antara unsure fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik ataupun pemaduan antara keterampilan berbahasa Indonesia. Sebagai contoh dalam pembelajaran keterampilan membaca, kita dapat sekaligus memadukan keterampilan menulis, dan keterampilan berbicara. Selain itu, dalam pembelajaran menyimak, kita dapat memadukan keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan membaca atau menulis.

3.      Prinsip Fungsional
Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan Kurikulum 2004 adalah agar peserta didik dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dengan baik dan benar. Hal ini sejalan dengan prinsip pembalajaran bahasa yang fungsional, yaitu pembelajaran bahasa harus dikaitkan dengan fungsinya, baik dalam berkumunikasi maupun dalam memenuhi keterampilan untuk hidup (Purnomo, 2020:10-11).
Prinsip fungsional dalam pembelajaran bahasa pada hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran pendekatan komunikatif. Konsep pendekatan komunikatif mengisyaratkan bahwa guru bukanlah penguasa dalam kelas. Guru bukanlah satu-satunya pemberi informasi dan sumber belajar. Sebaliknya, guru harus sebagai penerina informasi (Hairuddin, 2000:136). Jadi, pembelajaran harus berdasarkan multisumber. Dengan kata lain, sumber belajar terdiri atas peserta didik, guru, dan lingkungan sekolah. Lebih tegas lagi Tarigan (Hairuddin, 2000:36) mengungkapkan bahwa dalam konsep pendekatan komunikatif peran guru adalah sebagai pembelajar  dalam proses pembelajaran disamping sebagai pengorganisasi,, pembimbing, dan peneliti.

4.      Prinsip Apresiatif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:46) kata “apresiasi” berarti “penghargaan”. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, istilah apresiatif dimaknai “menyenangkan”. Jadi, prinsip pembelajaran yang apresiatif  berarti pembelajaran yang menyenangkan.  Jika dilihat dari artinya, prinsip apresiatif ini tidak hanya berlaku untuk pembelajaran sastra, tetapi juga untuk pembelajaran aspek yang lain seperti keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Dalam hal ini pembelajaran sastra dapat dipadukan dalam pembelajaran keempat keterampilan berbahasa tersebut.


BAB III
PENUTUP

A.       Simpulan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Ada beberapa prinsip pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas 5 yaitu, prinsip kontekstual, prinsip integratif, prinsip fungsional dan prinsip apresiatif. Kontekstual bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari, prinsip integratif berarti pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya disajikan secara  terpadu atau terintegratif baik antara unsure fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik ataupun pemaduan antara keterampilan berbahasa Indonesia, fungsional berarti pembelajaran bahasa harus dikaitkan dengan fungsinya, baik dalam berkumunikasi maupun dalam memenuhi keterampilan untuk hidup, dan apresiatif yang berarti pembelajaran yang menyenangkan.



DAFTAR PUSTAKA

Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana (2005) Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo


MAKALAH “PROSES DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN DI KELAS”


MAKALAH
“PROSES DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN DI KELAS”
Dan
“KETERAMPILAN MENDESAIN PEMBELAJARAN (RPP)”

Disusun oleh :
1.      Linda kartika sari                
2.      Putri ayu                               

Dosen pengampu :
Desy Eka Citra, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
PROGRAM STUDY PGMI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya kepada Kami semua, sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah dengan sedaya mampu Kami. Kami juga berterima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah PPL Kependidikan 1 (Micro Teaching), yang telah memberikan Kami inspirasi atau motivasi sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam pembuatan tugas makalah ini, akan membahas sebuah makalah yang berjudul tentang “Proses Dan Aktivitas Pembelajaran Di Kelas” Dan “Keterampilan Mendesain Pembelajaran (Rpp)”
sebagai persyaratan pemenuhan Mata Kuliah pada PPL Kependidikan 1 (Micro Teaching).Sebagai penulis, Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu Kami mengaharapkan  kritik dan saran yang sifatnya membangun dari saudara/saudari, demi mengembangkan dan menyempurnakan isi makalah ini di masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, akhir kata saya ucapkan terima kasih.



Bengkulu, 07 Maret 2017      

Penulis                                    



i
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I (PENDAHULUAN)
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.     Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II (PEMBAHASAN)
1.      PROSES DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN DI KELAS
A.    Etika guru dalam proses pembelajaran...................................................... 4
B.     Peran Guru dalam Proses Pembelajaran.................................................... 6
C.     Pengetahuan Dan Penguasaan Teknik Dasar Guru Professional............... 7
2.      KETERAMPILAN MENDIESAIN PEMBELAJARAN (RPP)
A.    Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..............................
B.     Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 0
BAB III (PENUTUP)
A.   Kesimpulan..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13







Ii
BAB II
PEMBAHASAN
“PROSES DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN DI KELAS”
A.      Etika guru dalam proses pembelajaran
Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang filsafat moral, yaitu mengenai nilai, ilmu tentang tingkah laku dan ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang benar.
Beberapa calon guru memiliki perasaan takut atau ragu-ragu di dalam menghadapi tugas praktik mengajar, tetapi perasaan tersebut akan hilang dengan sendirinya setelah terjun dan mengikuti latihan mengajar di kelas atau di sekolah.
Cara pandangan guru yang baik adalah tidak terfokus pada sesuatu yang menarik perhatiannya, namun harus meliputi seluruh kelas, bersikap tenang, tidak gugup, tidak kaku, ambil posisi yang baik sehingga dapat dilihat dan didengar peserta didik. Senyuman dapat mengusahakan dan menciptakan situasi belajar yang sehat, suara yang terang dan jelas dan diadakan variasi sehingga suara yang simpatik akan selalu menarik perhatian anak-anak.
·       Etika guru Indonesia
Di dalam etika guru Indonesia dituliskan dengan jelas bahwa guru membimbing murid untuk membentuk mereka menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Etika bagi guru adalah terhadap peserta didiknya, terhadap pekerjaan dan terhadap tempat kerja. Etika tersebut wajib dimiliki oleh seorang guru untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang baik. Berikut beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang guru:
1.      Etika guru terhadap peserta didiknya
Guru sebaiknya memberi contoh yang baik bagi muridnya. Keteladanan seorang guru adalah perwujudan realisasi kegiatan belajar mengajar dan menanamkan sikap kepercayaan kepada murid. Guru yang berpenampilan baik dan sopan akan mempengaruhi sikap murid demikian juga sebaliknya. Selain itu di dalam memberikan contoh kepada murid, guru harus bisa mencontohkan bagaimana bersifat objektif dan terbuka pada kritikan serta menghargai pendapat orang lain.
Guru harus bisa mempengaruhi dan mengendalikan muridnya. Perilaku dan pribadi guru akan menjadi bagian yang ampuh untuk mengubah perilaku murid. Guru hendaknya menghargai potensi yang ada di dalam keberagaman murid. Seorang guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan ilmu pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, namun juga harus memperhatikan perkembangan pribadi anak didiknya baik perkembangan jasmani atau rohani.
2.      Etika guru terhadap pekerjaan
Sebagai seorang guru adalah pekerjaan yang mulia. Guru harus melayani masyarakat di bidang pendidikan secara profesional. Supaya bisa memberikan layanan yang memuaskan pada masyarakat maka guru harus bisa menyesuaikan kemampuan serta pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat.
3.      Etika guru terhadap tempat kerja
Suasana yang baik ditempat kerja bisa meningkatkan produktivitas. Kinerja guru yang tidak optimal bisa disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak memberi jaminan pemenuhan tugas dan kewajiban guru secara optimal. Pendekatan pembelajaran kontekstual bisa menjadi pemikiran bagi guru supaya lebih kreatif. Strategi belajar yang membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan situasi akan mendorong murid mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap profesional guru pada tempat kerja adalah dengan cara menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan tempat kerja dan lingkungan. Etika guru sangat dibutuhkan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
·       Sikap guru
Sikap guru bagi perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena sikap seroang guru tidak hanya dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan lakunya dalam kehidupan sehari-hari oleh anak didiknya. Pada saat ini banyak sikap dari seorang guru yang tidak lagi mencerminkan sikapnya sebagai seorang pendidik karena adanya berbagai factor yang mestinya tidak terjadi dalam dunia pendidikan.
o  Sikap guru yang kurang mendidik
Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan. Pergeseran ini telah menyebabkan dua pihak yang tadinya sama-sama membawa kepentingan dan saling membutuhkan, yakni guru dan siswa, menjadi tidak lagi saling membutuhkan. Akibatnya suasana belajar sangat memberatkan, membosankan, dan jauh dari suasana yang membahagiakan. Dari sinilah konflik demi konflik muncul sehingga pihak-pihak didalamnya mudah frustasi lantas mudah melampiaskan ketidakpuasan dengan cara-cara yang tidak benar.
Berikut adalah beberapa sikap guru yang kurang mendidik:
1)      mengambil jalan pintas dalam pembelajaran,
2)      menunggu peserta didik berperilaku negatif,
3)      menggunakan destruktif discipline,
4)     mengabaikan kebutuhan-kebutuhan khusus (perbedaan individu) peserta didik,
5)      merasa diri paling pandai di kelasnya,
6)      tidak adil (diskriminatif), serta
7)      memaksakan hak peserta didik
o  Sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru
          Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan, seorang guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi. Kompetensi tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dosen dan Guru, yakni:
1)      kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik,
2)      kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik,
3)      kompetensi profesional adalah kamampuan penguasaan materi pelajaran luas mendalam,
4)      kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto, sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah:
1)      Guru harus bersikap adil
2)      Guru harus percaya dan suka kepada murid-muridnya
3)      Guru harus sabar dan rela berkorban
4)      Guru harus mempunyai pembawaan terhadap anak didiknya
5)      Guru harus bersikap baik terhadap teman-temannya dan masayarakat.

B.       Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Guru memiliki peran yang penting dalam kegiatan belajar. Guru harus memberikan kemudahan untuk belajar agar dapat meningkatkan potensi peserta didik secara optimal  dengan menempatkan dirinya sebagai:
  1. Orang tua yang memiliki rasa kasih sayang pada peserta didiknya
  2. Teman, tempat mengadu mencurahkan perasaan isi hati peserta didik.
  3. Fasilitator, yang setiap saat memberikan kemudahan, melayani peserta didik, sesuai dengan minat, kemampuan dan bakatnya.
  4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi anak dan mencarikan solusinya.
  5. Memupuk rasa percaya diri dan berani bertanggungjawab.
  6. Membiasakan peserta didik bersilaturrahmi dengan orang lain secara wajar.
  7. Mengembangkan proses sosialisasi secara wajar antar peserta didik dalam lingkungannya.
  8. Mengembangkan kreativitas.
  9. Menjadi pembimbing ketika diperlukan.
C.      Pengetahuan Dan Penguasaan Teknik Dasar Guru Professional
Pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional mencakup hal-hal berikut:
a.    Pengetahuan tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan studi
b.    Penguasaan bidang studi sebagai objek belajar.
c.    Pengetahuan tentang karakteristik/perkembangan belajar.
d.   Pengetahuan tentang berbagai model teori belajar
e.    Pengetahuan dan penguasaan berbagai proses belajar
f.   Pengetahuan tentang karakteristik dan kosdisi sosial, ekonomi, budaya, politik sebagai latar belakang dan konteks berlangsungnya proses belajar.
g.    Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi
h.    Pengetahuan dan penghayatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
i.     Pengetahuan dan penguasaan berbagai media sumber belajar.
j.     Pengetahuan tentang berbagai jenis informasi kependidikan dan manfaatnya.
k.    Penguasaan teknik mengamati proses belajar mengajar.
l.     Penguasaan berbagai metode mengajar
m.   Penyusunan teknik menyusun instrument penilaian kemajuan belajar.
n.    Penguasaan teknik perencanaan dan pengembangan teknik belajar mengajar.
o.   Pengetahuan tentang dinamika hubungan interaksi antara manusia, terutama dalam proses belajar mengajar.
p.   Pengetahuan tentang sistem pendidikan sebagai bagian terpadu dari sistem sosial negara-bangsa.
q.   Penguasaan teknik memperoleh informasi yang diperlukan untuk kepentingan proses pengambilan keputusan

Adapun kemampuan professional, mencakup :
a.    Merencanakan program belajar mengajar
1)      Merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran
2)      Menguraikan deskripsi satuan bahasan
3)      Merancang kegiatan belajar mengajar
4)      Memilih media dan sumber belajar
5)      Menyusun instrumen evaluasi
b.    Melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar
1)      Memimpin dan membimbing proses belajar mengajar
2)      Mengatur dan mengubah suasana belajar mengajar
3)      Menetapkan dan mengubah urutan kegiatan belajar
c.    Menilai kemampuan belajar
1)      Memberikan skor atas hasil evaluasi
2)      Menstransformasikan skor menjadi nilai
3)      Menetapkan rangking
.
            Profil kemampuan dasar guru yang harus dimiliki sebagai professional yaitu sebagai berikut :
1.       Menguasai bahan
2.       Mengelola program belajar mengajar
3.       Mengelola kelas
4.       Menggunakan media (sumber)
5.       Menguasai landasan-landasan kependidikan
6.       Mengelola interaksi belajar mengajar
7.       Menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran
8.       Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling
9.       Menyelenggarakan administrasi sekolah
10.   Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.













“KETERAMPILAN MENDESAIN PEMBELAJARAN (RPP)

A.    Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang meliputi 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1(satu) kali pertemuan atau lebih.
Berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tertanggal 23 Nopember 2007 tentang  Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk     mengarahkan   kegiatan belajar peserta didik.           
Dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD)(BSNP, 2007). RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran di satuan pendidikan. 


B.     Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
 Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
1.      Mencantumkan identitas
Identitas RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester,dan Alokasi Waktu/ Jumlah Pertemuan.
2.      Standar kompetensi 
Standar  kompetensi merupakan kualifikasi atau  kemampuan minimal  peserta  didik  dalam menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada  setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.



3.      Kompetensi dasar 
Kompetensi  dasar  adalah  sejumlah  kemampuan yang  harus dikuasai peserta didik dalam mata  pelajaran  tertentu  sebagai  rujukan  penyusunan  indikator  kompetensi dalam suatu pelajaran. 

4.      Indikator 
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 
5.      Tujuan pembelajaran 
Tujuan  pembelajaran  menggambarkan  proses  dan  hasil  belajar  yang  diharapkan  dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 
6.      Materi Pembelajaran 
Materi  pembelajaran  memuat  fakta,  konsep,  prinsip,  prosedur  yang  relevan,  dan  ditulis dalam bentuk butirbutir uraian sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi. 
7.      Metode pembelajaran 
Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar dan  proses  pembelajaran  yang kondusif agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, karakteristik dari setiap indicator, dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 
8.      Media Pembelajaran
Media hendaknya dipilih yang sesuai dengan metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, sehingga akan mempermudah untuk mencapai KD yang telah ditetapkan.

9.      Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.    Pendahuluan 
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan  untuk  membangkitkan  motivasi  dan  memfokuskan  perhatian  peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (pemberian appersepsi). 
 b.  Inti 
Kegiatan  inti  merupakan  proses  pembelajaran  untuk  mencapai  KD.  Kegiatan pembelajaran  dilakukan  secara  interaktif,  inspiratif,  menyenangkan,  menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat  minat, dan perkembangan fisik  serta psikologis  peserta  didik.  Kegiatan  ini  dilakukan  secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 
c.  Penutup 
Penutup  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  untuk  mengakhiri  aktivitas pembelajaran  yang  dapat  dilakukan  dalam  bentuk  rangkuman atau             kesimpulan,     penilaian dan refleksi,umpan balik dan tindak lanjut.
10.  Sumber belajar 
Penentuan  sumber  belajar  didasarkan  pada  standar  kompetensi  dan  kompetensi dasar, serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi.  
11.  Penilaian hasil belajar 
Prosedur  dan  instrumen  penilaian  proses  dan  hasil  belajar  disesuaikan dengan indikator          pencapaian            kompetensi   pencapaian kompetensi dan mengacu pada Standar Penilaian. 













BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.         Etika guru dalam proses pembelajara
Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang filsafat moral, yaitu mengenai nilai, ilmu tentang tingkah laku dan ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang benar.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto, sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah:
1)      Guru harus bersikap adil
2)      Guru harus percaya dan suka kepada murid-muridnya
3)      Guru harus sabar dan rela berkorban
4)      Guru harus mempunyai pembawaan terhadap anak didiknya
5)      Guru harus bersikap baik terhadap teman-temannya dan masayarakat.
2.         Keterampilan mendesain pembelajaran (rpp)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang meliputi 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1(satu) kali pertemuan atau lebih.

Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
 Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP :
1.      Mencantumkan identitas
2.      Standar kompetensi 
3.      Kompetensi dasar 
4.      Indikator  
5.      Tujuan pembelajaran 
6.      Materi Pembelajaran  
7.      Metode pembelajaran 
8.      Media Pembelajaran.
9.      Kegiatan Pembelajaran
10.  Sumber belajar 
11.  Penilaian hasil belajar