MAKALAH
“PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN BAHASA DI KELAS TINGGI”
Disusun
oleh :
1.
Linda
kartika sari
2.
Putri
ayu
Dosen
pengampu :
Heny
Friantary, M.Pd
FAKULTAS
TARBIYAH DAN TADRIS
PROGRAM
STUDY PGMI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya kepada Kami
semua, sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah dengan
sedaya mampu Kami. Kami juga berterima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Pembelajaran
Bahasa Dan Sastra Kelas Tinggi, yang telah
memberikan Kami inspirasi atau motivasi sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
Dalam pembuatan tugas makalah ini, akan membahas sebuah makalah yang
berjudul tentang “Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Di Kelas
Tinggi”
sebagai
persyaratan pemenuhan Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Kelas
Tinggi. Sebagai penulis, Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan makalah ini, untuk
itu Kami mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
saudara/saudari, demi mengembangkan dan menyempurnakan isi makalah ini di masa
yang akan datang.
Demikianlah yang
dapat kami sampaikan, akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Bengkulu, 07 Maret 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I (PENDAHULUAN)
A.
Latar Belakang............................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C.
Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II (PEMBAHASAN)
A.
Prinsip-prinsip
pembelajaran bahasa ............................................................... 4
BAB III (PENUTUP)
A. Kesimpulan...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional
peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi. Pembelajaran diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya dan budaya orang lain.
Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tertulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
kesastraan Indonesia.
Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar dilaksanakan secara
integratif (terpadu). Bentuk keterpaduan tersebut dapat dapat dilakukan secara
intra bidang atau antar bidang studi. Bentuk keterpaduan ini juga dapat
dilakukan melalui pemanduan konsep dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
Semua kegiatan ini diintegrasikan oleh tema-tema yang bermakna, yang ditentukan
bersama-sama oleh guru dan siswa.
Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia secara terpadu sepatutnya
dilaksanakan di SD sesuai dengan cara anak memandang dan menghayati dunianya.
Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini diharapkan
siswa dapat memahami rasional serta konsep-konsep yang terkait dengan
pembelajaran bahasa Indonesia secara terpadu.
Maka
prinsip-prinsip dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini
diharapkan agar peserta didik dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien
sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulisan, menghargai dan
bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara,
memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan, dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial,
menikmati dan memanpaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus
budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahsa dan menghargai
juga membanggakan sastra Indonesia sebagai kazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran
Bahasa di kelas tinggi?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip
pembelajaran Bahasa di kelas tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa
Tujuan
pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus
dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Sasaran dari tujuan
pembelajaran meliputi bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Secara hirarkis
tujuan dapat di urutkan dari mulai yang bersifat umum atau jangka panjang
sampai pada tingkat tujuan jangka panjang sampai dengan yang spesifik.
Pembelajaran
merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur dan tujuan,
bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau komponen
tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan
berorientasi kepada tujuan. Pembelajaran bahasa Indonesia yang di tata
dan di atur sedemikian rupa dengan di dasarkan pada berbagai aspek yang
menyangkut aspek konsep pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Adapun prinsip pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia adalah:
1. Prinsip Kontekstual
Contextual
Teaching and Learning (CTL)
merupakan proses pembelajaran yang bertujuan membantu siswa untuk memahami
makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka
sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki
pengetahuan atau keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi
sendiri secara aktif pemahamannya.
Contextual
Teaching and Learning (CTL)
disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Sampai
saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus
pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan
utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan pengetahuan
awal siswa. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan belajar yang memberdayakan
siswa.
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa
perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan
bagaimana mencapainya.
Dengan ini
siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya
nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapainya. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah
membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan
strategi daripada memberi informasi. Guru hanya mengelola kelas sebagai sebuah
tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses
belajar mengajar lebih diwarnai Student centered daripada teacher
centered.
Menurut
Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:
a. Mengkaji konsep atau teori yang akan
dipelajari oleh siswa .
b. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup
siswa melalui proses pengkajian secara seksama.
c. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat
tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaitkan dengan konsep atau teori
yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual.
d. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep
atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang
dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. Melaksanakan penilaian terhadap
pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana
pemebelajaran dan pelaksanaannya.
Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual:
a. Menekankan pada
pentingnya pemecahan masalah.
b. Kegiatan belajar
dilakukan dalam berbagai konteks
c. Kegiatan belajar
dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri.
d. Mendorong siswa
untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri.
e. Pelajaran
menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.
f. Menggunakan
penilaian otentik
g. Bertanya
(Questioning) dalam Pendekatan Kontektual (CTL)
Menurut
Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuh
komponen utama untuk pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme (constructivism),
menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning
Community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan
penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment).
2. Prinsip Integratif
Bahasa
adalah suatu sistem. Hal ini senada dengan pendapat Maksan (1994:2) yang
mengatakan bahasa adalah suatu sistem. Hal tersebut berarti suatu keseluruhan
kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan untuk mencapai tujuan
berbahasa yaitu berkomunikasi. Subsistem bahasa adalah fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik. Keempat system ini tidak dapat berdiri
sendiri. Artinya, pada saat kita menggunakan bahasa, tidak hanya menggunakan
salah satu unsur tersebut
Berdasarkan
kenyataan di atas, maka pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya tidak disajikan
secara terpisah-pisah. Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya disajikan secara
terpadu atau terintegratif baik antara unsure fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik ataupun pemaduan antara keterampilan berbahasa
Indonesia. Sebagai contoh dalam pembelajaran keterampilan membaca, kita dapat
sekaligus memadukan keterampilan menulis, dan keterampilan berbicara. Selain
itu, dalam pembelajaran menyimak, kita dapat memadukan keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, dan keterampilan membaca atau menulis.
3. Prinsip Fungsional
Tujuan
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan Kurikulum 2004 adalah
agar peserta didik dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi
dengan baik dan benar. Hal ini sejalan dengan prinsip pembalajaran bahasa yang
fungsional, yaitu pembelajaran bahasa harus dikaitkan dengan fungsinya, baik
dalam berkumunikasi maupun dalam memenuhi keterampilan untuk hidup (Purnomo,
2020:10-11).
Prinsip
fungsional dalam pembelajaran bahasa pada hakikatnya sejalan dengan konsep
pembelajaran pendekatan komunikatif. Konsep pendekatan komunikatif
mengisyaratkan bahwa guru bukanlah penguasa dalam kelas. Guru bukanlah satu-satunya
pemberi informasi dan sumber belajar. Sebaliknya, guru harus sebagai penerina
informasi (Hairuddin, 2000:136). Jadi, pembelajaran harus berdasarkan
multisumber. Dengan kata lain, sumber belajar terdiri atas peserta didik, guru,
dan lingkungan sekolah. Lebih tegas lagi Tarigan (Hairuddin, 2000:36)
mengungkapkan bahwa dalam konsep pendekatan komunikatif peran guru adalah
sebagai pembelajar dalam proses pembelajaran disamping sebagai
pengorganisasi,, pembimbing, dan peneliti.
4. Prinsip Apresiatif
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:46) kata “apresiasi” berarti
“penghargaan”. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, istilah apresiatif dimaknai
“menyenangkan”. Jadi, prinsip pembelajaran yang apresiatif berarti
pembelajaran yang menyenangkan. Jika dilihat dari artinya, prinsip
apresiatif ini tidak hanya berlaku untuk pembelajaran sastra, tetapi juga untuk
pembelajaran aspek yang lain seperti keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis). Dalam hal ini pembelajaran sastra dapat
dipadukan dalam pembelajaran keempat keterampilan berbahasa tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakan dengan
mengacu pada prinsip pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Ada beberapa
prinsip pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas 5 yaitu, prinsip
kontekstual, prinsip integratif, prinsip fungsional dan prinsip
apresiatif. Kontekstual bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi
ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari,
prinsip integratif berarti pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya disajikan
secara terpadu atau terintegratif baik antara unsure fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik ataupun pemaduan antara keterampilan berbahasa
Indonesia, fungsional berarti pembelajaran bahasa harus dikaitkan dengan
fungsinya, baik dalam berkumunikasi maupun dalam memenuhi keterampilan untuk
hidup, dan apresiatif yang berarti pembelajaran yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Sudjana (2005) Dasar Dasar
Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar