
Ada seorang gadis duduk di bawah sebuah pohon nan rindang ,Sendiri. Dibalik senyumnya, ada bagian dari dirinya yang terasa amat kosong. Ia kesepian. Ia sendirian.
Hingga suatu hari, datanglah seorang lelaki dengan sepucuk mawar di tangan kiri. Masih berduri. Diberikannya mawar itu kepada sang puan. Gadis itu pun mulai menemukan bagian dirinya yang kosong. Mulai menemukan warna untuk kanvas hidupnya yang semula hampa. Mulai menemukan penyebab senyum dan tawanya.
.
.
Berjalanlah mereka bersama. Bergandeng tangan. Berbisik ,Bercanda, Tertawa. Melintasi jalan setapak. Di bawah rinai hujan, Diiringi merdunya suara angin.
.
.
Tiba-tiba, sampailah mereka di sebuah padang tandus. Gersang. Dilepaskanlah tangan sang gadis dari genggaman. Ditinggalkanlah sang gadis berjalan sendirian. Sang gadis bingung. Ada apa gerangan? Sang gadis lalu berteriak, "Wahai tuan, ada apa gerangan? Mengapa tiba-tiba kau tinggalkan aku tanpa alasan? Aku salah apa?" Pria itu tak menoleh sedikitpun. Tak ada jawaban. Gadis itu kembali merasa kesepian. Dalam tangis, ia terus menggenggam sepucuk mawar yang diberikan kepadanya Hingga duri-durinya melukai telapak tangannya. Berdarah. Terus berdarah sementara air mata tak berhenti menetes di pipinya. Matanya bengkak. Tubuhnya pun sekarat.
.
.
Sambil menengadahkan tangan, ia berujar, "Wahai tuan, andai kau sudi mendengar.
Jika sekarang sedang kau genggam bara api, lemparkan saja bara itu ke kepalaku.
Jika sekarang sedang kau pegang sebatang belati, tusukkan saja belati itu ke tubuhku.
Jika ada perkataan yang ingin kau ucap, ucapkanlah bila perlu ludahi saja aku.
.
.
Sungguh, aku tak ingin diperlakukan seperti ini. Merasa asing lagi saat sudah banyak jalan yang kita lewati.
Merasa sepi lagi saat sudah banyak keramaian yang kita datangi.
Aku salah apa?
Apakah ada kalimatku yang salah? Potong saja lidahku.
Atau adakah perbuatanku yang salah? Cambuk saja aku.
.
.
Sungguh, air mata tak berhenti menetes di pipiku. Tubuhku meronta. Hatiku berteriak. Namun kau, tetap saja asing. Tak menoleh sedikitpun. Tak sudi menatap wajahku dengan mata yang bengkak ini.
.
.
Lalu, dalam tanya yang tak terjawab, gadis itu hilang, Sama seperti apa yang diinginkan oleh sang lelaki.
.
.
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar